Dari sudut datangnya pahlawan
kali ini, dan dari sudut agama Islam nanti dianut oleh orang-orang Mu’min yang
tidak sedikit jumlahnya, dari kalangan mereka itulah akan muncul
pribadi-pribadi yang istimewa dalam bidang keilmuan dan keagamaan bahkan
keduniaan sekalipun.
Salah satu keistimewaan dan
kebesaran Islam ialah memasuki suatu negeri dari negeri-negeri Allah, maka
dengan kuasa dan keajaiban luar biasa dibangkitkan setiap keahlian, segala
kemampuan, bakat-bakat terpendam dari warga dan penduduk negeri, hingga
bermunculanlah filosof-filosof Islam, ahli fiqih Ilam, ahli ilmu pasti, dan
penemu-penemu masa kini.
Salman radhiyallahu ‘anhu’ yang
turut menyaksikan keajaiban tersebut. Peristiwa itu terjadi saat perang
Khandaq, tepatnya pada tahun kelima Hijriah. Pada perang itu beberapa orang
pemuka Yahudi pergi ke Mekah untuk menghasut orang-orang musyrik dan
golongan-golongan kuffar agar bersekutu dalam menghadapi Rasullulah dan Kaum
Muslimin, kemudian mereka juga berjanji akan memberikan bantuan dalam
peperangan penentuan yang akan menumbangkan serta mencabut akar Agama baru.
Segala tindakan taktik dan siasat
diatur secara licik, tentara Quraisy dan Gathfan menyerang kota Madinah dari
luar, sementara Suku Yahudi menyerang dari dalam yaitu barisan Kaum Muslimin
sehingga mereka akan terjepit dari duah arah karena mereka akan hancur dan
hanya tinggal nama belaka. Nah, pada suatu hari Kaum Muslimin tiba-tiba melihat
datangnya pasukan tentara yang akan mendekati kota Madinah. Para tentara itu
membawa perbekalan banyak dan persenjataan lengkap untuk menghancurkan. Maka,
panik dan bagaikan kehilangan arahlah kaum Muslimin. Keadaan kaum muslimin itu
di lukiskan dalam Alquran:
Ketika mereka datang dari sebelah
atas dan dari arah bawahmu, dan tatkala pandangan matamu telah berputar liar,
seolah-olah hatimu telah sampai pada kerongkongan, dan kamu menaruh sangkaan
yang bukan-bukan terhadap Allah. (Q.S. 33 al-Azhab:10)
Pasukan tentara itu tidak hanya
terdiri dari orang-orang Quraisy saja, tetapi juga dari berbagai kabilah atau
suku yang menganggap Islam sebagai lawan yang membahayakan mereka. Rasullulah
kemudian mengumpulkan para sahabatnya untuk bermusyawarah. Dan apa yang harus
meleka lakukan untuk bertahan dalam kondisi genting itu. Ketika itulah, tampil
seseorang yang tinggi jangkung dan berambut lebat, seorang yang disayangi dan
amat dihormati Rasullulah, dialah Salman Al-Farisi. Di negerinya Persi, salman
mempunyai pengalaman luas tentang teknik dan sarana perang, begitulah tentang
siasat dan liku-likunya. Maka tampilah ia mengajukan usul kepada Rasullulah
untuk merencanakan apa yang belum pernah dikenal oleh orang-orang Arab dalam
peperangan mereka selama ini. Rencana itu berupa panggilan khandaq atau parit
perlindungan sepanjang daerah terbuka keliling kota.
Dan hanya Allah yang mengetahui
apa yang akan dialami Kaum Muslimin dalam peperangan itu seandainya mereka
tidak menggali parit atau usul Salman. Quraisy menyaksikan parit terbentang di
hadapannya, merasa terpukul melihat kondisi itu, sebulan lamanya kekuatan
mereka tidak berdaya dalam menerobos kota. Dan akhirnya pada suatu malam, Allah
mengirimkan angin topan yang menerbangkan kemah-kemah dan memporak-porandakan
tentara mereka. Selama menggali parit,
salman tidak ketinggalan bekerja bersama Kaum Muslimin yang sibuk menggali
tanah. Begitu juga Rasullulah membawa tembilang dan membelah batu. Kebetulan tempat
penggalian salman bersama kawan-kawannya, tembilang mereka terbentung pada
sebuah batu besar.
Salman pergi dan meminta izin
mengalihkan jalur parit dari garis semula untuk menghindari batu besar yang tak
tergoyahkan. Salman bersama Rasullulah melihat keadaan tempat batu besar tadi. Rasullulah
pun mencoba mengangkat tembilang dan menghujamnya kebatu besar. Kiranya batu
itu terbelah dan dari celah belahnya keluar lambaian api yang tinggi dan
menerangi. Rasullulah mencoba memukul ke batu itu lalu menyemburkan lamabaia
api yang menerangi, kemudian dipukulnya ketiga kali dan batu besar itu menyerah
pecah bederai dan cahanya sinar terpancar amat menyala terang.
Salman adalah orang yang
mengajukan saran membuat parit. Dan dialah penemu batu yang memancarkan
rahasia-rahasia dan ramalan-ramalah ghaib yaitu ketika menolong Rasulullah ia
berdiri disamping Rasullulah dan melihat cahaya dan kabar berita gembira. Salman
adalah sosok orang yang pintar dan tanggap.
Sungguh Salman telah dipenuhi
dengan ilmu. Rasulullah sendiri sering memuji kecerdasan Salman serta
ketinggian ilmunya, sebagaimana beliau memuji Agama dan budi pekertinya yang
luhur. Di waktu perang Khandaq, kaum Anshar sama berdiri dan berkata: “Salman
radhiyallahu ‘anhu dari golongan kami”. Bangkitlah pula kaum Muhajirin, kata
mereka: “Tidak, ia dari golongan kami!” Mereka pun dipanggil oleh Rasurullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sabdanya: Salman adalah golongan kami, ahlul
Bait.
Semenjak bertemu dengan Rasulullah
dan iman kepadanya, Salman hidup sebagai seorang Muslim yang merdeka, sebagai
pejuang dan selalu berbakti. Ia pun mengalami kehidupan masa Khalifah Abu Bakar
kemudian di masa Amirul Mu’minin Umar lalu di masa Khalifah Utsman, di waktu
mana ia kembali ke hadlirat Tuhannya.
0 komentar:
Posting Komentar