JANGAN LUPA FOLLOW MY BLOG UNTUK SELALU MENGETAHUI PENGALAMAN BERHARGA LAINNYATERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI

Friendship is Never Die

Friendship is Never Die

Minggu, 30 November 2014

Perjalanan Juang Salman Al-Farisi

Dari sudut datangnya pahlawan kali ini, dan dari sudut agama Islam nanti dianut oleh orang-orang Mu’min yang tidak sedikit jumlahnya, dari kalangan mereka itulah akan muncul pribadi-pribadi yang istimewa dalam bidang keilmuan dan keagamaan bahkan keduniaan sekalipun.

Salah satu keistimewaan dan kebesaran Islam ialah memasuki suatu negeri dari negeri-negeri Allah, maka dengan kuasa dan keajaiban luar biasa dibangkitkan setiap keahlian, segala kemampuan, bakat-bakat terpendam dari warga dan penduduk negeri, hingga bermunculanlah filosof-filosof Islam, ahli fiqih Ilam, ahli ilmu pasti, dan penemu-penemu masa kini.

Salman radhiyallahu ‘anhu’ yang turut menyaksikan keajaiban tersebut. Peristiwa itu terjadi saat perang Khandaq, tepatnya pada tahun kelima Hijriah. Pada perang itu beberapa orang pemuka Yahudi pergi ke Mekah untuk menghasut orang-orang musyrik dan golongan-golongan kuffar agar bersekutu dalam menghadapi Rasullulah dan Kaum Muslimin, kemudian mereka juga berjanji akan memberikan bantuan dalam peperangan penentuan yang akan menumbangkan serta mencabut akar Agama baru.

Segala tindakan taktik dan siasat diatur secara licik, tentara Quraisy dan Gathfan menyerang kota Madinah dari luar, sementara Suku Yahudi menyerang dari dalam yaitu barisan Kaum Muslimin sehingga mereka akan terjepit dari duah arah karena mereka akan hancur dan hanya tinggal nama belaka. Nah, pada suatu hari Kaum Muslimin tiba-tiba melihat datangnya pasukan tentara yang akan mendekati kota Madinah. Para tentara itu membawa perbekalan banyak dan persenjataan lengkap untuk menghancurkan. Maka, panik dan bagaikan kehilangan arahlah kaum Muslimin. Keadaan kaum muslimin itu di lukiskan dalam Alquran:

Ketika mereka datang dari sebelah atas dan dari arah bawahmu, dan tatkala pandangan matamu telah berputar liar, seolah-olah hatimu telah sampai pada kerongkongan, dan kamu menaruh sangkaan yang bukan-bukan terhadap Allah. (Q.S. 33 al-Azhab:10)

Pasukan tentara itu tidak hanya terdiri dari orang-orang Quraisy saja, tetapi juga dari berbagai kabilah atau suku yang menganggap Islam sebagai lawan yang membahayakan mereka. Rasullulah kemudian mengumpulkan para sahabatnya untuk bermusyawarah. Dan apa yang harus meleka lakukan untuk bertahan dalam kondisi genting itu. Ketika itulah, tampil seseorang yang tinggi jangkung dan berambut lebat, seorang yang disayangi dan amat dihormati Rasullulah, dialah Salman Al-Farisi. Di negerinya Persi, salman mempunyai pengalaman luas tentang teknik dan sarana perang, begitulah tentang siasat dan liku-likunya. Maka tampilah ia mengajukan usul kepada Rasullulah untuk merencanakan apa yang belum pernah dikenal oleh orang-orang Arab dalam peperangan mereka selama ini. Rencana itu berupa panggilan khandaq atau parit perlindungan sepanjang daerah terbuka keliling kota.

Dan hanya Allah yang mengetahui apa yang akan dialami Kaum Muslimin dalam peperangan itu seandainya mereka tidak menggali parit atau usul Salman. Quraisy menyaksikan parit terbentang di hadapannya, merasa terpukul melihat kondisi itu, sebulan lamanya kekuatan mereka tidak berdaya dalam menerobos kota. Dan akhirnya pada suatu malam, Allah mengirimkan angin topan yang menerbangkan kemah-kemah dan memporak-porandakan tentara mereka.  Selama menggali parit, salman tidak ketinggalan bekerja bersama Kaum Muslimin yang sibuk menggali tanah. Begitu juga Rasullulah membawa tembilang dan membelah batu. Kebetulan tempat penggalian salman bersama kawan-kawannya, tembilang mereka terbentung pada sebuah batu besar.

Salman pergi dan meminta izin mengalihkan jalur parit dari garis semula untuk menghindari batu besar yang tak tergoyahkan. Salman bersama Rasullulah melihat keadaan tempat batu besar tadi. Rasullulah pun mencoba mengangkat tembilang dan menghujamnya kebatu besar. Kiranya batu itu terbelah dan dari celah belahnya keluar lambaian api yang tinggi dan menerangi. Rasullulah mencoba memukul ke batu itu lalu menyemburkan lamabaia api yang menerangi, kemudian dipukulnya ketiga kali dan batu besar itu menyerah pecah bederai dan cahanya sinar terpancar amat menyala terang.
Salman adalah orang yang mengajukan saran membuat parit. Dan dialah penemu batu yang memancarkan rahasia-rahasia dan ramalan-ramalah ghaib yaitu ketika menolong Rasulullah ia berdiri disamping Rasullulah dan melihat cahaya dan kabar berita gembira. Salman adalah sosok orang yang pintar dan tanggap.

Sungguh Salman telah dipenuhi dengan ilmu. Rasulullah sendiri sering memuji kecerdasan Salman serta ketinggian ilmunya, sebagaimana beliau memuji Agama dan budi pekertinya yang luhur. Di waktu perang Khandaq, kaum Anshar sama berdiri dan berkata: “Salman radhiyallahu ‘anhu dari golongan kami”. Bangkitlah pula kaum Muhajirin, kata mereka: “Tidak, ia dari golongan kami!” Mereka pun dipanggil oleh Rasurullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sabdanya: Salman adalah golongan kami, ahlul Bait.


Semenjak bertemu dengan Rasulullah dan iman kepadanya, Salman hidup sebagai seorang Muslim yang merdeka, sebagai pejuang dan selalu berbakti. Ia pun mengalami kehidupan masa Khalifah Abu Bakar kemudian di masa Amirul Mu’minin Umar lalu di masa Khalifah Utsman, di waktu mana ia kembali ke hadlirat Tuhannya.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info