Di sekolah baruku ini, banyak impian
yang telah aku tulis dalam sebuah niat yang akan aku usahakan untuk
mewujudkannya. Lagi-lagi kata sakti dan penyemangat itulah yang bisa
mengobarkan semangatku untuk membuat kedua orang tuaku tersenyum. Karena apa?
Karena misiku hanya satu “Sukses dengan rahmat Allah dan berhasil untuk
senyuman kedua orang tuaku dengan senjata Manjadda Wajadda”. Mungkin aku
berbeda dengan remaja lainnya, disaat temanku banyak yang sedang menikmati masa
remajanya menjadi anak SMA tahun pertama, aku justru sibuk pada pola pikiranku
mengejar impian ini. Mungkin aku juga berbeda dengan remaja lainnya jika dalam
proses pembelajaran dan saat ulangan mereka berharap tidak remedial, tetapi
berbeda dengan aku yang justru mengharapkan untuk membatasi nilaiku minimal 80
pada setiap ulangan, tetapi manusia tetaplah manusia dan manusia hanya bisa
merencanakan tetapi hasil akhir hanyalah yang Kuasa. Berharap mendapatkan
paling rendah 80 pada setiap ulangan memang sulit apalagi masih dalam tahap
adaptasi tahun pertama dan ditambah lagi dengan kondisi banyaknya mata pelajaran
yang aku dapatkan bertanda “Rem” artinya remedial. Ya apa yang bisa aku katakan
lagi, Nothing to say, just to try and get introspection. Kembali aku teringat
senjata itu “Manjadda Wajadda”. Walaupun nilai mata pelajaranku banyak remedial
tetapi aku harus tetap mengejar yang terbaik, maka saat akhir semester satu,
aku kembali mengukir keinginan dan impianku yang kedua “Mendapatkan peringkat 3 besar”. Maka, tibalah saat pembagian rapor
semester 1 dan inilah kembali kebahagianku mewujudkan misiku membuat orang
tuaku terseyum, aku berhasil mendapatkan impian itu karena aku berhasil merebut
peringkat 2 dan bukan hanya itu saja di semester 2 aku berhasil meningkatkan
pola belajarku dengan berhasil mendapatkan peringkat 1 di Kelas.
Melihat apa yang telah Allah berikan
kepadaku saat ini, maka keinginanku merajut mimpi semakin tinggi, apalagi
ditambah dengan kondisiku yang naik ke jenjang selanjutnya di kelas XI IPA. Maka
aku gencarkan senjataku itu “Manjjadda Wajadda”. Suatu keajaiban yang luar
biasa dan tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya, rahmat Allah yang besar
turun kepadaku. Di saat aku duduk di kelas XI aku kembali menitik karir
kompetisiku yang sempat terhenti. Dan di saat inilah hasrat kompetisi itu hidup
kembali, rahmat besar turun dan menghampiri jiwaku pada waktu itu dengan
suksesnya aku membawa nama sekolah dan berhasil merebut juara di beberapa
kompetisi seperti English debate
competition, Indonesian debate hingga penulisan artikel sejarah Jambi.
Alhamdulilah hirrabilalamin. Inilah rahmat besar yang aku katakan, sebelumnya
aku yang hanya berasal dari SMP kurang ternama kemudian berada pada SMA ternama
dan dapat membawa nama SMAku ini pada ajang kompetisi baik se-kota maupun
se-Provinsi Jambi. Sungguh suatu impian yang aku inginkan tetapi tidak pernah
terlintas bahwa ini akan menjadi kenyataan dan sekarang telah nyata adanya.
0 komentar:
Posting Komentar