Inilah aku, 18 tahun yang lalu
lahirlah seorang bayi laki-laki kedunia ini dari pasangan Edy Bastian dan
Hayati, bayi laki-laki itu diberi nama “Syardianto”. Itulah aku, yang sering
disapa dengan sebutan “anto”. Kini, umurku telah beranjak 18 tahun, bagiku
menyandang sebagai usia itu tidaklah mudah. Aku dibesarkan di kalangan Pendidik. Ayahku, Drs. Edy
Bastian, lahir pada tanggal 2 Januari 1960, bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil di Instansi Pemerintah Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Beliau adalah
sosok ayah yang senantiasa mengutamakan kualitas pendidikan anaknya, untuk
masalah belajar, beliau mendidik anaknya untuk selalu bersikap disiplin dan
mandiri. Ibuku, Hayati, S.Pd. bekerja sebagai Guru di SMAN 5 Kota jambi,
seorang istri dari ayahku juga sekaligus menjadi ibu dari kedua anaknya, telah
menjadi super Hero yang luar biasa bagi keluarga kecilku ini, senantiasa
mengingatkan anaknya untuk tetap berada di jalan Allah, mematuhi perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Bersama keluargaku, kami tinggal di perumahan Aur
Duri yang asri dan nyaman, lingkungan yang bersih, ramai, dan tentram membuat
kami betah tinggal di tempat itu kurang lebih 12 tahun, sebagai seseorang yang dibesarkan
di kalangan pendidik yang mengerti akan pentingnya suatu ilmu, telah membawaku
untuk bersemangat mengejar suatu keberhasilan. Senjata super yang selalu aku
kumandangkan adalah “Manjadda Wajadda”.
Sebagai anak kedua dari dua bersaudara tentu aku mempunyai harapan yang
sangat ingin aku raih. Saat ini kakakku sedang menjalani studi nya sebagai
mahasiswi kesehatan di Kota Padang, dan tepat di tahun 2013 ini juga aku akan
memasuki masa menjadi seorang mahasiswa yang fokus pada cita-cita dan impianku
selama ini. Doa dan Usahalah yang telah membawa ini semua, Kuasa Allah yang
luar biasa membawaku selangkah menuju impianku. Ya, inilah aku pemuda yang
menapak di atas kuasa Allah
Tepat tanggal 27 Mei 2013 itulah anugerah
yang luar biasa turun dan datang padaku, impian yang aku inginkan sejak aku
duduk di bangku pertama tingkat menengah atas. ITB, ya, sekolah impiaku yang
kini telah Allah gariskan padaku. Mendapatkan sekolah itu tidaklah mudah, Allah
telah memberikanku jalan menuju itu. Sewaktu SMA aku selalu kumandangkan
senjata super itu, berusaha untuk terus menjadi juara dengan hasil yang
memuaskan disetiap semesternya bahkan aku telah mengukir prestasi yang
menggembirakan, Juara Debat B.Inggris dan B.Indonesia tingkat kota dan Provinsi
Jambi, Juara Pidato hingga Penulisan Artikel Sejarah Jambi bahkan akupun
terpilih mengikuti Lawatan Sejarah Nasional ke-X di Provinsiku sendiri sebagai
Guide yang tahu tentang sejarah Provinsinya. Tidak hanya itu, kesempatan telah
Allah berikan kepadaku agar aku selalu aktif diluar sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler
D’south (English Club) hingga menjadi bagian dari Osis Sekbid bidang teknologi
dan informasi tahun 2010-2011. Itulah kuasa Allah yang telah diberikan
kepadaku, kini inilah Jalannya untuk aku meraih impian dan cita-citaku. Sosok
Habibie dan kesenanganku terhadap pelajaran Fisika yang membawaku untuk memilih
FTMD sebagai tempat masa depanku, aku yang bercita-cita untuk bisa membuat
pesawat terbang sendiri, memajukan teknologi transportasi udara serta
menjelajah ke Prancis dan Mekkah yang selalu menjadi motivasi hidupku untuk
senantiasa bersemangat, berdoa dan berusaha.Satu langkah menuju impian itu
Allah berikan kepadaku lulus di fakultas yang aku inginkan di ITB. Tetapi
banyak diatara desas-desus itu yang mengatakan bahwa sekolah di ITB itu mahal.
Aku tidak mempercayainya, aku yakin jika uang yang menjadi kendala pasti ada
jalan. UKT bersubsidi, itulah jalannya,
aku mengajukan subsidi agar disamping bisa meringankan beban orang tuaku
yang bekerja sebagai PNS sekaligus juga sedang membiayai kuliah kakakku, aku
juga yakin dengan segenap prestasi dan keahlianku bisa membawaku mendapatkan
UKT bersubsidi itu, dimana aku tetap ingin sekali berkarya di ITB dan
mewujudkan impian dan cita-citaku.
0 komentar:
Posting Komentar